
PEKANBARU – Pengusaha asal Belanda, keturunan Maluku, David Tuvan, tertarik dengan bisnis sektor persawitan, yang ada di Indonesia.
Ia pun melakukan kunjungan silaturahmi ke kantor PT. Bertuah Garda Nusantara (BGN), di Pekanbaru, Riau. BGN saat ini memang eksis menjalani core bisnisnya dalam seluruh aspek pengelolaan industri kelapa sawit, dari hulu sampai hilir.
Direktur Utama, PT. Bertuah Garda Nusantara, Rikardus Polikarpus membenarkan adanya kunjungan silaturahmi tersebut.
David Tuvan dan rombongan juga sempat di bawa melihat proses produksi minyak sawit di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang ada di Riau, termasuk melihat hamparan perkebunan sawit yang ada di sekitarnya.
David Tuvan juga diajak melihat fasilitas pendukung, seperti pelabuhan, sebagai pelabuhan umpan yang ada di Riau, sebelum dibawa ke Malaysia & Singapore, untuk kemudian dilanjutkan ke Asia & Eropa.
Dikatakan Rikardus Polikarpus, saat ini Indonesia merupakan produsen sawit terbesar dunia, dengan hamparan 17 juta hektare kebun sawit. Dari jumlah tersebut, 4 juta hektare berada di Riau, dengan hamparan kebun seluas sekitar 4 juta ha.
Untuk itu, Riau termasuk daerah yang banyak dilirik, untuk sektor persawitan. Ditambah memang tata kelola kebun sawit sudah memenuhi syarat bekerlanjutan (RSPO) dan hasil sawitnya dinyatakan sebagai yang terbaik di dunia.
“Maka dari itu, melalui akses kita yang ada di Belanda, beberapa pengusaha di sana tertarik berinvestasi sektor persawitan ini. Sehingga mereka mengirim utusan ke Riau, untuk menggali berbagai informasi yang dibutuhkan tentang persawitan,” ujar Rikardus, Jumat (24/1/2025).
Ditambahkan, dari kunjungan itu, juga didapatkan informasi yang cukup positif, di antaranya bahwa proses produksi sawit di Riau dinilai penuhi stabdart mutu, tidak mempekerjakan pekerja anak dan proses produksi sudah standart RSPO.
“Ini informasi bagus, di tengah gencarnya informasi miring tentang persawitan Indonesia di pasar eropa. Sehingga ini menjadi angin segar bagi kita untuk merambah bisnis persawitan sampai ke pasar eropa,” bebernya. (rls)